Bagaimana mungkin hati dapat memancarkan cahaya, sedangkan di dalamnya terlukis gambaran duniawi. Atau, bagaimana mungkin hati dapat menuju Allah kalau ia masih terikat oleh syahwat [keinginan]. Bagaimana hati akan mempunyai keinginan yang kuat agar masuk kepada kehadirat Allah, padahal hatinya belum suci dari ‘janabah’ kelalaiannya. Atau, bagaimana bisa berharap agar mengerti rahasia-rahasia yang halus, padahal ia belum bertaubat untuk menebus kesalahannya. [Syekh Ibnu Atho’illah]
Orang yang beriman tentu menginginkan hatinya dapat memancarkan cahaya untuk mengenal Allah dengan penglihatan indra keenam. Namun hal itu tidak akan dapat dirasakannya jika di dalam hati masih ada goresan-goresan gambaran keadaan dunia.