"Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku dengan sebab (pujian) yang mereka ucapkan,
dan ampunilah aku dari (perbuatan dosa) yang tidak mereka ketahui
(dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangka)"
(HR. Bukhari)

Ibu..


Ibu..
Adakah Keindahan seindah senyum jiwamu?
Adakah Rasa damai sehangat dekapanmu?

Detik berlalu..
Begitu pula Jiwa yang tak terasa menjauh
Hanya kata tak bernyawa..
Hanya sapa tak dirasa..

Inikah Balasan atas sentuh kasihmu??

Emak..
Adakah kelembutan selembut sentuhanmu?
Adakah keikhlasan setulus jiwamu, memohon ampunan untukku?

Hari berganti..
Hanya Tawa yang kucari..
Hanya Ego yang menguasai..
Hanya Amarah yang bertahta..



Pantaskah air mata indahmu mengalir karena Lafasku??

Mama..
Adakah jiwa yang rela mendengar dengan hati?
Adakah Hati yang rela terluka demi senyumman ini?
Adakah Tetes Jiwa yang tak lelah mengalir syahdu memuliakanku?

Begitu Hina sang Jiwa..
Ketika khilaf dirasa biasa..
Tiada kata maaf menyentuhmu..
Angkuh memohon maaf atas dosa yang Nyata mengores Luka..

Maafkan Ananda Ibu..
Maafkan Ananda Emak..
Maafkan Ananda Mama..

Biarlah Hening membawa Jiwa menatapmu..
Walau sesaat..
Begitu indah terasa memuliakanmu dalam Doa..
Hingga sang Mimpi melukis senyuman..
Sang rindu tersentuh derai jiwa..

Tersenyumlah Bunda..
Dari hati menyentuh Doa..
Melukis Harap memelukmu..
Dalam SyurgaNya..